aaa

WELCOME TO MY WEB

Rabu, 01 Juni 2016

Otitis Eksterna

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Otitis eksterna disebut juga swimmer’s ear atau singapore’s ear. Otitis eksterna merupakan penyakit sederhana yaitu suatu  infeksi kulit pada saluran telinga bagian luar, tapi penyakit ini bisa menjadi masalah serius. Angka kejadian di Amerika Serikat adalah 4 dari 1000 orang penduduk setiap tahunnya.1,2
            Liang telinga luar secara anatomis berfungsi sebagai pelindung benda asing dan infeksi. Liang telinga dari lateral ke medial, penyempitan  isthmus, rambut-rambut pada sepertiga lateral liang telinga, kelenjar sebaseum dan kelenjar apokrin yang mengosongkan diri sampai ke folikel rambut dan menghasilkan serum.3
            Otitis eksterna terjadi jika adanya gangguan fungsi proteksi dari serumen liang telinga, misalnya pengikisan oleh air (aktivitas di air, berkeringat, dan kelembaban yang tinggi) atau membersihkan liang telinga dengan cotton bud, pengorek besi, kuku jari, ujung pen atau pensil, dapat menyebabkan abrasi dari epitel dan memudahkan organisme masuk ke jaringan.1
            Organisme penyebab otitis eksterna 90% adalah bakteri dan 10% adalah jamur. Bakteri yang dominan adalah Pseudomonas Aeruginosa, diikuti oleh Staphilokokus Aureus, Staphilokokus Epidermis. Sedangkan jamur yang dominan adalah Aspergilus dan Candida.1
            Rasa penuh dan gatal pada telinga menimbulkan rasa ingin mengorak-ngorek menjadi kebiasaan gatal korek yang disebut juga itch scratch cycle. Rasa nyeri dapat timbul karena lapisan epitel kulit liang telinga terkikis dan tampak eritema. Rasa nyeri kemudian menyebar saat mengunyah, menekan tragus atau menggerakan daun telinga. Inflamasi menyebabkan edema sehingga menimbulkan rasa penuh pada telinga dan gangguan pendengaran. Adanya sekret di liang telinga bisa jernih atau bahkan keruh dan tidak berbau sampai dapat berupa purulen jika keadaan bertambah berat.4,5













BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1        Anatomi
Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah.
            Gambar 2.1 Anatomi saluran telinga.7
           

2.1.1. Telinga luar
Terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga (meatus acusticus externus).
Auricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara. Auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastic tipis yang ditutupi kulit. Auricula mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N. facialis.1 Perdarahan daun telinga bagian posterior berasal dari cabang posterior a.karotis eksterna yang mendarahi juga sebagian kecil permukaan depan daun telinga. Sebagian permukaan belakang daun telinga terutama diperdarahi oleh a.oksipitalis. permukaan depan daun telinga terutama diperdarahi oleh cabang anterior a.temporalis superficial anterior. Persarafan daun telinga disuplai oleh cabang-cabang aurikularis magnus dan oksipitalis minor dari pleksus servikalis, juga dari cabang aurikulotemporal saraf trigeminal serta cabang auricular n.vagus.
Auricula  merupakan struktur tulang rawan yang berlekuk-lekuk dan dibungkus oleh kulit tipis. Lekukan-lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks, tragus, antitragus, fossa skafoidea, fossa triangularis, konkha dan lobulus. Permukaan lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan daerah yang datar. Tapi daun telinga yang melengkung disebut tuberkulum telinga (darwn tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat lengkungan yang disebut antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks dan bagian dikedua krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di depan antiheliks terdapat konka, yang terdiri atas dua bagian yaitu samba konka, yang merupakan bagian anterior superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya bersebrangan dengan konka, yang merupakan bagian antero superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya berseberangan dengan konka dan terletak di bawah krus heliks terdapat tonjolan kecil yang berbentuk segitiga kecil yang disebut tragus dan terletak pada batas bawah anteheliks disebut antitragus.4,5
Gambar 2.1 Anatomi daun telinga (aurikula).6
Meatus acusticus externus adalah tabung berkelok yang menghubungkan auricula dengan membrane tympani. Tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang suara dari auricular ke membrana tympani. Pada orang dewasa panjangnya ± 2,5cm. Rangka 1/3 bagian luar meatus adalah cartilago elastis, dan 2/3 bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng tympani. Meatus dilapisi oleh kulit dan 1/3 bagian luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebacea, dan glandula ceruminosa. Glandula ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang menghasilkan secret lilin berwarna coklat kekuningan. Rambut dan lilin ini merupakan barier yang lengket, untuk mencegah masuknya benda asing.1  Saluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran infeksi. Bagian anterior dan superior dari meatus akustikus eksternus, disalurkan ke pembuluh limfe preaurikular di kelenjar limfe servikal bagian superior.
            Bagain inferior, disalurkan ke infra aurikuler dekat angulus mandibula. Bagian posterior disalurkan ke kelenjar limfe postaurikuler dan kelenjar limfe servikal bagian superior. Rangsangan pada aurikuler dan meatus akustikus eksternus berasal dari saraf perifer dan cranial, yaiu dari saraf trigeminus (V), fasil (VII), glosopharingeal (IX), dan vagus (X).4,5
                                Gambar 2.1 Anatomi telinga.6
                             
2.1.2. Telinga Tengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membrane mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan geratan membrane tympani ke perilympha telinga dalam.1  Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
-batas luar : membrana tympani
-batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window), promontorium.
-batas depan : tuba eustachius
-batas belakang : aditus at antrum, kanalis fasialis pars ventrikalis.
-batas atas : tegmen tympani ( lempeng ini memisahkan cavum tympani dari meningen dan lobus temporalis otak di dalam fossa crania media)
-batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis) 2
            Membran tympani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, lateral. Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasarnya cekungannya terdapat lekukan kecil yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) kearah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membrana timpani kiri dam pukul 5 untuk membrane timpani kanan. Membrana tympani bagian atas disebut pars flaksida, sedangkan bagian bawah pars tensa. Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa sauran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkular pada bagian dalam.2


Gambar 2.3 Membran timpani yang normal.6

            Di dalam telinga tengah terdapat juga tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes. Maleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas caput, collum, processus longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan processus lateralis. Inkus mempunyai korpus yang besar dan dua crus yaitu crus longum dan crus breve. Crus longum berjalan ke bawah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis. Crus breve menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior cavum tympani oleh sebuah ligamen. Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. Collum berukuran sempit dan merupakan tempat insersio m.stapedius. kedua lengan berjalan divergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir basis dilekatkan pada pinggir fenestra vestibule oleh sebuah cincin fibrosa yang disebut ligamentum annulare. 1
2.1.3. Telinga Dalam
            Telinga dalam (Labyrinthus) terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap telinga tengah, dan terdiri atas labyrinthus osseus dan labyrinthus membranaceus.
1.      Labyrinthus osseus
Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian : vestibulum, canalis semicircularis, dan cochlea. Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia compacta tulang. 
Vestibulum merupakan bagian tengah labyrinthus osseus, terletak posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis semicircularis. Pada dinding lateralnya terdapat fenestra vestibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum annulare. Di dalam vestibulum terdapa sacculus dan utriculus labyrinthus membranaceus.
Canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior vestibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran di ujungnya disebut ampulla. Canalis bermuara ke dalam vestibulum melalui lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis. Di dalam canalis terdapat ductus semicircularis. Canalis semicircularis superior terletak vertika dan tegak lurus terhadap sumbu panjang os petrosa. Canalis semicircularis posterior juga vertikal, tetapi terletak sejajar dengan sumbu panjang os petrosa. Canalis semicircularis lateralis terletak horizontal pada dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis nervi facialis.1
Cochlea berbentuk seperti rumah siput dan bermuara ke dalam bagian anterior vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochlea, dan modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. Ujung atau puncak cochlea disebut helicotrema, menghubungkan perilimfa skala tympani dengan skala vestibuli.2
2.      Labyrinthus membranaceus
Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus, dan berisi endolympha dan dikelilingi perilympha. Labyrinthus membranaceus terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam vestibulum osseus. Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada, dan dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis.
            Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus. Ductus endolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolyphaticus. Saccus ini terletak ini di bawah duramater pada permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis. Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat reseptor sensorik khusus yang peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau tenaga percepatan lain.1
2.2. Fisiologi Mendengar
Skema proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh telinga luar, lalu menggetarkan membran timpani dan diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran tersebut melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam dan di proyeksikan pada membran basilaris, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan  rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran.
2.2        Definisi Otitis Eksterna
Dalam upaya menanggulangi Otitis eksterna, sejak dahulu telah dipergunakan larutan Burrowi. Yang di kemukakan petama kali oleh dr. Karl August Von Burrow (1809-1874) seorang bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan Burrowi sebagai obat untuk telinga sejak lahir akhir abad ke-19 Larutan Burrowi (Burrow’s Solution), berisi larutan sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat kompres yang sekaligus bekerja sebagai anti septik dan adstrigensia dan mempunyai pH 3,2.8
Yang dimaksud dengan otitis eksterna ialah  radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Istilah  otitis eksterna telah lama dipakai untuk menjelaskan sejumlah kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-bentuk akut atau kronis. Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan virus. Radang non-infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisi primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah menegaskan bahwa perbedaan anatar otitis eksterna yang berasal dari dermatosis dengan otitis eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi ekzematosa terhadap mekanisme penyebab. Sekali lagi, anamnesis dan pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberi petunjuk ke arah kondisi primernya.2

2.3        Epidemiologi
            Pada studi yang dilakukan di seluruh wilayah Amerika Serikat, Otitis Eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang setiap tahunnya. Infeksi ini diyakini lebih umum dalam kondisi panas dan lembab seperti berlaku selama bulan-bulan musim panas, mungkin karena partisipasi dalam kegiatan air yang lebih tinggi.
            Meskipun infeksi dapat mempengaruhi semua kelompok usia, OE tampaknya paling umum terjadi pada populasi orang dewasa yang lebih tua dan anak-anak, dengan puncak insidensi pada anak usia 7-12 tahun. Sebuah studi epidemiologi tunggal dari Inggris dengan prevalensi untuk individu berusia 5-64 tahun selama 12 bulan mendapatkan hasil bahwa terdapat sedikit peningkatan prevalensi bagi mereka yang lebih tua dari 65 tahun terhadap angka kejadian OE. OE mempengaruhi kedua jenis kelamin sama. Tidak ada predileksi ras telah ditemukan.2

2.4        Klasifikasi
Terdapat 2 kemungkinan yaitu otitis eksterna akut terdiri dari otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus, dan otitis eksterna kronik.
2.4.1        Otitis Eksterna Sirkumskripta
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

2.4.2.      Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
Gambar 2. Otitis eksterna akut





2.4.3.      Otitis Eksterna Kronik

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit.
            Gambar 3. Otitis eksterna kronik


 





     
2.5        Etiologi
2.5.1        Otitis Eksterna Sirkumskripta
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus. Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering berenang atau mandi dengan shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan akumulasi serumen. Sering terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik (terutama Pseudomonas atau staohylococcus) dan jamur.


2.5.2    Otitis Eksterna Difus
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya.  Otitis media difus juga sering terjadi sekunder dari OMSK atau OMA.
Otitis eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator berujung kapas yang sering atau sering berenang dalam kolam yang berklorinasi (atau keduanya).1,2
Gambar 2.5 Salah satu penyebab otitis eksterna.9


2.6        Faktor Predisposisi
Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:
1.      Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa
2.      Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
3.      Suatu trauma ringan contohnya membersihkan telinga secara berlebihan.10
Gambar. telinga yang mengalami trauma


 





2.7        Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.3
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.3
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
  • Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
  • Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

2.8        Gejala dan Tanda
Pasien dengan otitis eksterna (OE) mungkin mengeluhkan hal berikut:
·         Otalgia, mulai dari yang ringan sampai yang berat, biasanya berkembang selama 1-2 hari
·         Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
·         Telinga terasa penuh atau seakan ada tekanan.
·         Berdengung (tinnitus).
·         Demam (kadang-kadang).
·         Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit.
·         Riwayat sering terpapar atau kegiatan dalam  air (misalnya, berenang, berselancar).
·         Biasanya, sebelumnya terdapat riwayat trauma pada telinga (misalnya, membersihkan telinga terlalu kuat pembersihan, atau ada air di saluran telinga).
·         Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga.



2.9        Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan                   :
1.      Anamnesis
-          Gejala awal dapat berupa gatal
-          Didapatkan riwayat faktor predisposisi
-          Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.
-          Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
-          Pendengaran normal atau sedikit berkurang.

2.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak liang telinga kemerahan, edema. Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan tragus dan menggerakkan daun telinga.
·         Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada linag telinga luar dan jaringan lunak periaurikuler.
·         Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada ramus mandibula dan mastoid.
·         Membrana tympani biasanya intak.
·         Demam tidak umum terjadi.
3.      Pemeriksaan penunjang
Kultur bakteri dan tes sensitivitas dari sekret.12,13


2.10          Diagnosis Banding
·         Trauma saluran telinga
·         Karsinoma saluran telinga
·         Otitis Media akut
·         Otitis eksterna bullosa
·         Perikondritis yang berulang
·         chondritis
·         Benda asing.14


2.11          Penatalaksanaan
Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi OE:
a.       OE sirkumkripta
1.      Tergantung keadaan furunkel, bila sudah menjadi abses diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Local diberikan antibiotik dalam bentuk salep, seperti polymixsin B atau bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol).
2.      Jika dinding furunkel tebal dilakukan insisi kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik sistemik hanya diberikan obat symptomatik seperti analgetik.
b.      OE Difusa
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga bersih dan kering. Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 1,2,8
Tabel 2.1 Obat-obatan.2
NAMA OBAT
SPEKTRUM ORGANISME
Kolistin
Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Polimiksin B
Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Neomisin
Staphylococcus aureus dan S.albus
Escherichia coli
Golonganproteus
Kloramfenikol
Staphylococcus aureus dan S.albus
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Nistatin
Klotrimazol
Mikonazol
Tolnafat
Karbol-fuhsin
         
        Organisme jamur
Timol/alcohol
Asamsalisilat/alcohol
Asamborat/alcohol
Asamasetat/alcohol
Terutama organisme jamur namun dapat                      pula efektif pada infeksi bakteri dengan
cara merendahkan pH kulit liang telinga
M-kresilasetat
Mertiolatakueus
            Umumya antiseptic




2.12          Komplikasi
Komplikasi OE yang langka dan mungkin termasuk yang berikut :
·         Necrotizing OE (komplikasi yang paling signifikan)
·         Mastoiditis
·         Chondritis dari daun telinga (dari penyebaran OE akut ke pinna, terutama pada pasien dengan telinga yang baru ditindik)
·         Erosi tulang dasar tengkorak (osteomielitis dasar tengkorak)
·         Infeksi sistem saraf pusat (SSP) Selulitis atau limfadenitis


2.13          Prognosis
·         Kebanyakan insiden OE pada sebagian besar pasien membaik dalam 48-72 jam pemberian antibiotik. OE biasanya sembuh sepenuhnya dalam 7-10 hari.
·         Pada beberapa pasien dengan OE, telinga harus di debridement untuk resolusi penuh. Insisi bedah dan drainase kadang-kadang diperlukan.
·         Pada beberapa pasien, OE dapat menyebabkan otalgia yang parah dan dibutuhkan obat golongan narkotika untuk menghilangkan keluhan. Nyeri biasanya membaik 2-5 hari setelah memulai terapi. Kehilangan pendengaran sementara umum terjadi jika terdapat oklusi kanal. Infeksi berat dapat menyebabkan limfadenitis atau selulitis wajah atau leher.
·         Jika tidak diobati, infeksi dapat menyerang struktur dan akan mengarah kepada necrotizing (malignansi) OE, suatu kondisi serius yang memerlukan pengobatan jangka panjang dan sering mengakibatkan morbiditas atau mortalitas berat. Komplikasi ini hampir secara eksklusif terlihat pada pasien immunocompromised, seperti penderita diabetes, pasien AIDS, mereka yang menjalani kemoterapi, dan pasien yang memakai obat imunosupresan (misalnya, glukokortikoid). Pseudomonas adalah organisme menghasut dalam sebagian besar kasus. Ketika necrotizing OE berkembang, angka kematian dapat berkisar 20% di antara orang dewasa, karena kebanyakan dari kasus akan mengakibatkan sepsis atau ekstensi intrakranial. Jika tidak diobati, necrotizing OE memiliki angka kematian mendekati 50%. Komplikasi ini harus dicurigai jika proporsi penampilan klinis semakin parah atau jika jaringan granulasi terlihat dalam saluran telinga.17






BAB 3
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Otitis eksterna ialah  radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus. Organisme penyebab otitis eksterna 90% adalah bakteri dan 10% adalah jamur. Bakteri yang dominan adalah Pseudomonas Aeruginosa, diikuti oleh Staphilokokus Aureus, Staphilokokus Epidermis. Sedangkan jamur yang dominan adalah Aspergilus dan Candida.
Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu yaitu akibat perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa, perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban, dan suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga secara berlebihan.
Diagnosa dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang mengarah kepada Otitis Ekterna dengan cermat,teliti, dan cepat untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Anatomi klinik
2.      Tht fkui
3.      Waitzman A. Ariel. 2014. Otitis Externa. Wayne State University School of Medicine. J. Journal of Medicine. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview#showall.
4.      Bull. Tony R. Color Atlas Of ENT Diagnosis. Thieme Stuttgart. New York. 2003. Hal 25-30.
5.      Helmi, Djaafar ZA, Restuti RD. Kelainan Telinga Luar. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, restuti RD, edisi: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010. Hal 58-61.
6.      Colman Bernat. Disease of the Nose, Throat and era, and Head and Neck A Handbook far student and practitioners. Fourteenth Edition. ELBS. Edinburgh. 1992. Hal 209-216.
7.      Probst R, Grevers G,Iro H. Basic Othorhinolaryngology. Thieme. Germany. 2006. Hal : 207 – 209. 218 – 219.
8.      Dhirngra PC. Diseases Of Ear, Nose and Throat. Elsevier. 2001. Hal 50-55.
9.      Mansjoer Arif, TriyantiKuspuji, SavitriRakhmi, et all. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2001. Hal 83-84
10.  Ballenger, JJ. 2012. Otitis Eksterna Penyakit Telinga Hidung   Tenggorokan Kepala dan Leher. Jilid 2. Edisi 16. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Hal 236-238.
11.  Roland, N.J. Key Topics in Otolaryngology. Second Edition. Mc Combe
12.  McKeason. Otitis Eksterna. 2004. Clinical reference system.
13.  Eaton DA. Complication of Otitis Media. 2011. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/860323-overviem#showall.
14.  Kim D, Bhimani M. 2008. Ramsay Hunt syndrome presenting as simple otitis externa. CJEM ;10(3):247-50. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/994550-clinical#showall.
15.  Ludman, Harold. 2011. Pain in the ear on theABC of ENT. Fifth Edition. Blacwel publishing. Page : 1-5.
16.  Zhang T, Dai C, Wang Z. 2012. The misdiagnosis of external auditory canal carcinoma. Eur Arch Otorhinolaryngol. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/994550-differential.
17.  Rosenfeld RM, Singer M, Wasserman JM, Stinnett SS. 2006. Systematic review of topical antimicrobial therapy for acute otitis externa. Otolaryngol Head Neck Surg ;134(4 Suppl):S24-48. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/994550-treatment#showall.
18.  Alva B, Prasad KC, Prasad SC, Pallavi S. 2009. Temporal bone osteomyelitis and temporoparietal abscess secondary to malignant otitis externa. J Laryngol Otol;123(11):1288-91. 
19.  Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA, et al. 2014. Clinical practice guideline: acute otitis externa executive summary. Otolaryngol Head Neck Surg;150(2):161-8.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar